Protokol
Dalam teknik
komunikasi data, aturan atau rule
disebut dengan istilah protokol. Protokol
adalah
seperangkat aturan yang mengendalikan proses komunikasi data. Protokol ini
menentukan apa
yang akan dikirimkan, bagaimana cara mengirimkan data dan kapan
mengirimkan
data. Terdapat tiga elemen utama di dalam protokol agar tugas yang
dibebankan
dapat terlaksana dengan baik, yaitu (Forouzan, 2007):
* Sintaks, berkaitan dengan
format dan struktur dari data. Seperti akan terlihat dalam
seluruh bab
dalam buku ini, format dan struktur dari data akan berbeda-beda untuk
setiap
protokol yang digunakan. Misalnya, pada komunikasi serial asinkronos data
yang
dikirimkan akan memiliki struktur 1 bit awal, 1 bit paritas, 7 bit data itu
sendiri
dan 2 bit bit
berhenti. Struktur tersebut di atas tidak akan berlaku untuk protokol yang
berbeda.
* Semantik, berkaitan dengan
interpretasi arti dan makna dari setiap seksi dari deretan
bit. Misalnya,
deretan bit yang mengandung informasi alamat harus dapat ditentukan
dengan
sendirinya apakah alamat yang dimaksud adalah alamat routing atau alamat
dari sebuah
terminal akhir.
* Pewaktuan, berkaitan dengan
dua hal yaitu: kapan data siap untuk dikirimkan dan
berapa cepat
data tersebut ditransmisikan. Pewaktuan di sisi pengirim harus sinkron
dengan
pewaktuan di sisi penerima agar tidak terjadi kesalahan pembacaan data. Proses
ini dalam komunikasi data dikenal
dengan istilah sinkronisasi.
Protokol
Berlapis
proses
mengirimkan data merupakan rangkaian proses yang panjang dan kompleks. Kita
telah melihat bahwa
banyak hal
terkait dalam komunikasi data, antara lain aplikasi dan protokol, berbagai
macam tipe
peralatan komunikasi, media komunikasi, pengalamatan, dsb. Karena itu akan
sangat
memudahkan apabila kita dapat membagi atau memilah-milah keseluruhan tugas
mengirimkan
data ini ke dalam lapisan-lapisan tugas. Setiap lapis memiliki tugas dan
fungsi yang
khusus. Akan tetapi lapis satu dan lapis yang lain harus dapat bekerja saling
mendukung satu dengan yang lain. Setiap lapis memiliki tugas dan fungsi
yang khusus. Akan tetapi lapis satu dan lapis yang lain harus
dapat bekerja saling mendukung satu dengan yang lain.
Proses
pengiriman surat dimulai dari proses menuliskan ide atau informasi ke dalam
surat.
Jadi surat
mengandung informasi yang akan dikirimkan. Lalu kertas surat tersebut
dibungkus oleh
sebuah amplop agar isi surat aman dan terlindungi pada saat dikirimkan.
Tidak lupa,
alamat juga harus ditambahkan pada amplop surat. Tanpa adanya alamat
tujuan, surat
tidak akan sampai di tempat tujuan. Walaupun tidak ada keharusan namun
sebaiknya
alamat pengirim juga ditambahkan, supaya apabila terjadi bahwa surat tersebut
tidak sampai
ke alamat tujuan, maka surat tersebut dapat dikirimkan kembali kepada si
pengirim.
Selanjutnya surat kita masukkan ke kantor pos (melalui bis surat). Kantor pos
membubuhi
stempel dan melakukan validasi. Kantor pos juga melakukan pengepakan
sesuai dengan
kota tujuan surat. Surat siap untuk dikirimkan.
Kita misalkan
alamat tujuan berada pada kota yang berbeda dari alamat pengirim. Tentu
saja kantor
pos asal tidak akan langsung mengirimkan surat tersebut kepada seorang
penerima di
kota yang berlainan. Kantor pos asal akan mengirimkan surat tersebut kepada
kantor pos
lain yang berada pada kota yang sama dengan alamat tujuan. Maka sekarang
tugas untuk
mengirimkan surat ke alamat tujuan menjadi tanggung jawab kantor pos di
kota di mana
alamat tujuan dalam surat berada.
Setelah surat
sampai kepada penerima, maka penerima akan membuka surat dan
selanjutnya
mengambil (membaca) informasi yang ada di dalamnya. Dengan demikian
informasi yang
dikirimkan oleh pengirim sampai ke penerima dengan baik melalui proses
komunikasi yang panjang dan
kompleks
kalau butuh PSU ... bisa dicek disini gan power supply hp
BalasHapus